PENGARUH KOMPLIKASI DAN KOMORBIDITAS TERHADAP OUTCOME TERAPI OBAT PADA PASIEN SIROSIS HATI DI RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

Sirosis hati adalah penyakit kronis progresif yang ditandai oleh pembentukan jaringan fibrosis dan nodul regeneratif yang secara bertahap mengubah struktur dan fungsi hati. Kondisi ini sering disertai komplikasi, antara lain ensefalopati hepatik (34,65%), jaundice (4,46%), ascites (44,55%), varises esofagus (54,95%), dan hematemesis/malena (21,78%), serta komorbiditas seperti diabetes melitus (17,82%), hipertensi (11,39%), CAP (19,80%), penyakit ginjal kronik (9,90%), dan sepsis (12,38%). Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan pola penggunaan obat, mengidentifikasi komplikasi dan komorbiditas, serta menganalisis hubungannya dengan outcome terapi pada pasien sirosis hati di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Penelitian ini menggunakan desain observasional retrospektif dengan analisis uji Kruskal-Wallis dan Paired Sample T-Test pada data rekam medis pasien rawat inap. Hasil menunjukkan obat yang paling sering digunakan adalah spironolakton (66,83%), propranolol (48,51%), furosemid (31,19%), carvedilol (9,41%), dan parasetamol (30,69%). Analisis paired t-test memperlihatkan sebagian besar parameter biokimia tidak berbeda bermakna antara masuk dan rawat (p > 0,05), kecuali kreatinin yang mendekati signifikan (p = 0,050). Namun, antara rawat dan pulang, terjadi perbaikan signifikan pada albumin (p = 0,010), bilirubin (p = 0,021), INR (p = 0,003), kreatinin (p = 0,004), urea (p = 0,005), natrium (p = 0,004), kalium (p = 0,028), dan klorida (p = 0,023). Uji Kruskal-Wallis menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan lama rawat berdasarkan kombinasi komplikasi dan komorbiditas (p = 0,081). Disimpulkan bahwa mayoritas pasien berada pada derajat B dengan progresi menuju C, komplikasi dan komorbiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap outcome lama rawat, namun perbaikan klinis terlihat pada beberapa parameter biokimia saat pasien dipulangkan.