STRATEGI KOMUNIKASI PENYIAR RADIO SUSHI 99.1 FM DALAM MEMPERTAHANKAN PROGRAM UNGGULAN PANTUN BALEGA KEPADA PENDENGAR LOYAL DI KOTA PADANG

Dalam era komunikasi 5.0, teknologi berkembang pesat, menyebabkan radio
kurang diminati generasi muda. Namun, Radio Sushi FM, dengan program
"Pantun Balega", mempertahankan pendengar setianya. Tantangan terbesar adalah
ketergantungan pada satu penyiar, One Tina. Penelitian bertujuan memahami
strategi komunikasi Radio Sushi 99.1 FM dalam mempertahankan program
tersebut di Kota Padang.Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah
kualitatif deskriptif karena mengumpulkan data berupa kata-kata dan gambar,
bukan angka. Pendekatan ini menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
tertulis atau lisan dari orang-orang serta perilaku yang diamati. Observasi,
wawancara, dan dokumentasi digunakan untuk pengumpulan data. Penelitian
dilakukan di Radio Sushi 99.1 FM, Padang, dengan informan kunci: General
Manager dan Program Director, serta penyiar program Pantun Balega. Triangulasi
digunakan untuk memastikan keabsahan data.Strategi komunikasi Radio Sushi
99.1 FM dalam mempertahankan program Pantun Balega terhadap pendengar
setia di Kota Padang didasarkan pada teori ketergantungan media. Melalui
pemahaman mendalam terhadap pendengar, konsistensi jadwal siaran, keterlibatan
dalam komunitas, dan interaktivitas dengan pendengar, Sushi FM membangun
hubungan yang kuat dan berkelanjutan, menjadikannya sumber informasi dan
hiburan yang tak tergantikan.Radio Sushi 99.1 FM telah berhasil menerapkan
strategi komunikasi penyiar yang efektif dalam program Pantun Balega, termasuk
pemahaman mendalam terhadap pendengar, konsistensi jadwal siaran, keterlibatan
dalam komunitas, dan interaktivitas dengan pendengar. Namun, kelemahan
utamanya adalah kurangnya penyiar pengganti untuk program tersebut,
menyebabkan ketergantungan pada satu penyiar dan potensi kerugian saat absen.
Kata Kunci: Radio Sushi FM, Generasi muda, Teori ketergantungan media,
Komunikasi 5.0