SKRINING AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETIL ASETAT ISOLAT JAMUR ENDOFIT DARI TUMBUHAN NIPAH (Nypa fruticans Wurmb.) TERHADAP Escherichia coli ATCC 25922 dan Staphylococcus aureus ATCC 29213

Resistensi antibiotik merupakan masalah global yang menyebabkan keterbatasan pilihan antibiotik dalam mengatasi infeksi bakteri. Salah satu alternatif untuk mengatasinya adalah pemanfaatan tumbuhan, seperti nipah (Nypa fruticans
Wurmb.) yang berpotensi menghasilkan senyawa antibakteri. Selain bagian dari tumbuhan, dapat digunakan jamur endofit yang dihasilkan oleh tumbuhan tersebut untuk menjaga kelestariannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi jamur endofit dari akar, daun, dan buah tumbuhan nipah serta menguji aktivitasnya terhadap S. aureus dan E. coli. Isolasi dilakukan dengan metode tanam dan tuang pada media Sabouraud Dextrose Agar (SDA). Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi cakram Kirby-Bauer dan penentuan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) menggunakan metode mikrodilusi. Dari hasil penelitian, diperoleh 1 isolat dari akar (A1), 3 isolat dari buah (B1-B3) dan 8 isolat dari daun
(D1-D8). Isolat D7 menunjukkan zona hambat terbesar terhadap S. aureus ATCC 29213 (19,1 mm ± 0,25), sedangkan isolat B2 menunjukkan zona hambat terbesar terhadap E. coli ATCC 25922 (17,0 mm ± 0,59). Namun, nilai KHM isolat tidak dapat ditentukan hingga konsentrasi tertinggi yaitu 5.000 ppm. Pada uji fitokimia menunjukkan isolat B2 positif mengandung senyawa golongan alkaloid, fenolik dan flavonoid serta isolat D7 positif mengandung senyawa golongan fenolik, flavonoid, dan terpenoid/steroid. Hasil ini menunjukkan bahwa jamur endofit tumbuhan nipah berpotensi sebagai sumber antibakteri dan dapat dikembangkan lebih lanjut.