ANALISIS MINYAK ATSIRI DARI DAUN PUCUK MERAH (Syzygium myrtifolium Walp.) DENGAN GC-MS (GAS CHROMATOGRAPHY-MASS SPECTROMETRY ) DAN APLIKASINYA DALAM FORMULASI LILIN AROMATERAPI

Minyak atsiri atau sering disebut minyak eteris/minyak volatil, memiliki sifat mudah menguap pada suhu ruang tanpa terurai, beraroma khas sesuai tanaman asalnya, dan memiliki aroma yang tajam. Salah satu tanaman yang dapat menghasilkan minyak atsiri ialah tanaman pucuk merah (Syzygium myrtifolium Walp.). Minyak atsiri tanaman ini memiliki empat senyawa utama, yaitu caryophyllene, 3-carene, α-terpineol, dan α-pinene. Senyawa-senyawa ini merupakan senyawa yang sering dimanfaatkan sebagai aromaterapi dan diformulasi dalam bentuk sediaan farmasetik. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan minyak atsiri daun pucuk merah sebagai lilin aromaterapi serta mengetahui tingkat kesukaannya oleh panelis. Metode ekstraksi minyak atsiri digunakan destilasi uap serta pemeriksaan komponen minyak atsiri menggunakan
GC-MS (Gas Chromatography–Mass Spectrometry). Dalam penelitian didapatkan hasil rendemen minyak atsiri yaitu 0,089% dengan berat sampel 15 kg dan volume
minyak atsiri 13,63 mL. Dalam analisa GCMS, terdeteksi 33 puncak dengan 5 senyawa dominan yaitu β-pinene (54,99%), caryophyllene (22,12%), linalool (11,15%), 14-hydroxycaryophyllene (5,91%), dan L-α-terpineol (5,85%) yang
memiliki efek relaksasi, peningkatan suasana hati, antibakteri, dan antioksidan. Lilin aromaterapi diformulasikan dalam empat variasi konsentrasi minyak atsiri. Evaluasi meliputi uji organoleptis, titik leleh, waktu bakar, dan uji hedonik. Semua formula memenuhi standar SNI untuk titik leleh (53–57°C). Dan waktu bakar, lilin terbakar habis bersama dengan sumbunya, Hasil penelitian
menunjukkan bahwa minyak atsiri daun pucuk merah berpotensi sebagai bahan aktif lilin aromaterapi dengan aroma khas, efek relaksasi, dan penerimaan Panelis yang baik.

Kata kunci: Syzygium myrtifolium, minyak atsiri, GC-MS, lilin aromaterapi